SENI SASTRA DARI MASA HINDU – BUDDHA
Wiracarita atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan Ramayana. Kitab Mahabharata terdiri atas delapan belas jilid (parwa). Setiap jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah dalam bentuk syair. Cerita pokoknya meliputi 24.000 sloka. Sebagian besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa. Kata Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata. Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana. Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.[1]
perkembangan kesusasteraan bercorak Hindu-Budha. Kitab Ramayana dan Mahabarata yang ada di India turut pula berpengaruh terhadap bidang sastra Indonesia. Kemudian di Indonesia muncul berbagai orang yang ahli dalam membuat kitab atau yang terkenal dengan nama Empu (Mpu). Para Mpu atas perintah dari Raja kemudian membuat karya sastra yang berbentuk kakawin yang berisi tentang kejayaan sang raja. Kakawin adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa Kuno dengan metrum (satuan irama) yang berasal dari India.
Karya sastra Hindu-Buddha itu kini banyak yang disimpan di negeri Belanda, karena pada masa penjajahan dulu Belanda berhasil membawa dan menyelamatkan beragam bentuk karya sastra yang ada di berbagai kerajaan. Apabila hendak membaca karya sastra tersebut, kita bisa menggunakan terjemahan yang ada di beberapa perpustakaan ternama. Dari berbagai terjemahan itu, kita bisa menyaksikan bagaimana kuatnya pengaruh India di dalam perkembangan tradisi tulis yang ada di Indonesia.[2]
A. ZAMAN KEDIRI
Pada zaman kerajaan kediri, karya sastra berkembang pesat. Diantaranya adalah :
1. Kakawin Bharatayudha
Gambar 1.1 Kitab Kakawin Bharatayudha
Sumber: https://www.google.co.id/search?dcr=0&biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=X4kjWobRDsjG0gS5nbCQCw&q=kitab+kakawin+baratayuda&oq=kakawin+ba&gs_l=psy-ab.
Kakawin Bharatayudha merupakan Karya Empu Sedah dan Empu Panuluh, yang berisi tentang kemenangan Janggala atas Panjulu saat masa pemerintahan Raja Jayabaya. Kisah perjuangan Raja Jayabaya ini dianalogikan menjadi kisah peperangan dari Kurawa dan Pandawa di dalam kisah Mahabarata. Prasasti ini mnurut perkiraan dibuat pada tahun 1079 Saka atau 1157 Masehi di pemerintahan Prabu Jayabaya dan selesai ditulis pada 6 November 1157.
2. KITAB KRESNAYANA
Gambar 1.2 Kitab Kresnayana
Sumber: http://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/peninggalan-kerajaan-kediri
Kitab Kresnayana merupakan karya Empu Triguna, yang berisi tentang riwayat kehidupan Kresna yang pada masa kecilnya dikenal sebagai seorang anak nakal, namun disayangi banyak orang sebab suka menolong. Selain itu, Kresna juga mempunyai kesaktian yang luar biasa, dan setelah dewasa ia dikawini dengan Dewi Rukmini.
3. KITAB SUMARASANTAKA (tidak ada dokumentasi gambar)
Kitab Sumarasantaka adalah karya Empu Monaguna, yang berisi tentang bidadari Harini yang terkena kutukan dan menjelma sebagai seorang putri di bumi. Setelah masa hukumannya habis, ia kembali ke kahyangan.
4. KITAB HARIWANGSA DAN GATOT KACAS RAYA (tidak ada gambar)
Kitab Hariwangsa dan Gatot Kacas Raya adalah karya Empu Panuluh, yang berisi tentang kisah perkawinan Kresna dengan Dewi Rukmini.
5. KITAB SMARADHANA
Gambar 1.3 kitab Smaradhana
Sumber: http://sejarahlengkap.com/wp-content/uploads/2017/06/Kitab-Smaradhana-300x233.jpg
Kitab Smaradhana adalah karya Empu Dharmaja yang isinya menceritakan tentang kisah Dewa Kama serta Dewi Ratih yang merupakan sepasang suami istri menghilang secara misterius sebab terkena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. Saat Batara Siwa sedang pergi untuk bertapa, Indralaya dikunjungi oleh para musuh yakni raksasa dengan rajanya bernama Nilarudraka.
6. KITAB LUBDAKA DAN KITAB WIRTASANCAYA
Kitab Lubdaka dan Kitab Wirtasancaya adalah karya Empu Tan Akung.
B. ZAMAN MAJAPAHIT
Pada zaman majapahit, karya sastra juga berkembang pesat, dan hasil sastranya terbagi menjadi zaman majapahit awal dan juga majapahit akhri. Diantaranya adalah :
- SASTRA ZAMAN MAJAPAHIT AWAL
1. Kitab Negara Kertagama
Gambar 1.4 Kitab Negara Kertagama
Sumber: https://scoopadm.apps-foundry.com/scoopcor/api/v1/items/30633/preview/1.jpg
Karya Empu Prapanca, yang berisi tentang keadaan kerajaan Majapahit, daerah-daerah jajahan dan perjalanan pemerintahan Hayam Wuruk dalam memimpin daerah-daerah kekuasaannya.
2. Kitab Sutasoma
Gambar 1.5 Kitab Sotasoma
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-jDvutpmy125OqK5BS1paxhnMmkpsRzBJJ_ryBUIWTTXhlSzGrsJ6GF6LX2wPEdrN4n539gygRvpuXker7eSevo6wGPUoTfkNBuBSbKSQO1j7knPhnKeRH786rVRsKdK3CQrJZM0ie4U/s1600/sutasoma.jpg
Karya Empu Tantular, yang berisi tentang anak raja yang menjadi pendeta Buddha. Anak raja ini rela mengorbankan dirinya untuk kesejahteraan semua mahluk. Oleh sebab itu, banyak orang yang tertolong olehnya. Di dalam kitab juga terdapat ungkupan yang berbunyi : “Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa” yang saat ini dipakai sebagai lambang NKRI.
3. Kitab Arjunawijaya
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDZrz7mhJy_USq_raZq-NIkvGa9sDE6IFGRLBb369vUgaWwjiA0x-Q8onRFmN8TjBzZyPf07z7jgKrClhaFkTEOs0YrM1uStzTPilJzBo_F9OBu_r_i4nGJ7qIetao_ddgfRpgrx92ezSo/s1600/download+%25283%2529.jpg
Karya Empu Tantular, yang berisi tentang raksasa yang berhasil dibunuh oleh Arjuna Sasrabahu.
4. Kitab Kunjarakarna
Gambar 1.7 naskah kunjarakarna
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/b6/Kunjarakarna_LOr_2266.jpg
Naskah nipah Kuñjarakarna yang disimpan di Universitas Leiden sebagai naskah Orientalis 2266, halaman 1 verso. Berisi tentang raksasa Kunjarakarna yang sangat ingin berubah menjadi manusia. Raksasa ini menghadap Wairocana dan diizinkan melihat neraka. Sebab ia taat kepada agama Buddha, maka keinginannya di kabulkan.
5. Kitab Parthayajna
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge-I16c-z93dro8lKYBISbdbKpXrVGM1HTEUDE-zRchkejXEfd1HR1-Kdsspv7tlyvxlsSuQCnWb2PG0Iix3I1_OKqHMo8QhIDVNZ1cmCT37NNYDcNx4xmBrQBJ-35blfKmn3a4rRAc2qk/s1600/parthayajna.jpg
Berisi tentang keadaan Pandawa setelah kalah main dadu bersama Kurawa, yang akhirnya diasingkan ke hutan.
- SASTRA ZAMAN MAJAPAHIT AKHIR
- Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha terhadap Seni Rupa – Seni rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung. [3]
Hasil karya sastara zaman majapahit akhir, lebih banyak ditulis dengan bahasa Jawa Tengah. Di antaranya ada juga yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan gancaran (prosa).
1. Kitab Pararaton
Gambar 1.8 Kitab Paraton
Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTKaCFcp22jN-qFWD_PDML2Z_I5jmZJEOwelAbXiSZGZI1mBtYspg
Yang berisi tentang cerita mitos atau dongeng tentang raja-raja Singasari dan Majapahit. Selain itu juga diceritakan tentang Raja Jayanegara, pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggalawe dan Sora, serta peristiwa Bubat.
2. Kitab Sudayana
Sumber: https://pbs.twimg.com/media/A2uyk4fCQAAuUhD.jpg
Yang berisi tentang peristiwa bubat, yaitu rencana perkawinan yang akhirnya berubah menjadi pertempuran antara Pajajaran dan Majapahit di bawah pimpinan Patih Gajah Mada. Di dalam pertempuran bubat ini, raja Sunda dengan pembesarnya terbunuh, dan Dyan Pitaloka membunuh dirinya sendiri.
3. Kitab Sorandakan
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyDV83ouHSqg1sgYm8ZSw0zW-N_s3Key-tkoDGL_6ei3ImkhMRkY5xjZA-lMCdhj1lNtHH9lWD_AK5YgH-RliaYW6mwZoSn78ptE4Rya6KveRy6qLUOk9XnNzSK6thRHRWoF6F9UDMA9qt/s1600/download+%25281%2529.jpg
Yang ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tentang pemberontakan yang dilakukan oleh Sora terhadapa Raja Jayanegara di Lumajang.
4. Kitab Ranggalawe
Gambar 1.9 Kitab Ranggalawe
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGHafh-dkngTF1xoN9wDTcnxZSSmMGas1WOLD_dSYcz35nhyOlwwq6VT1XiQFwHEEXegcB362AN20z8FmpfEFvXXec02Z6DWIiXivqKmF1mXN2ny9s1bDizK0WmhLR1Q_bdgmRaqGxsNQ/s1600/Kitab+Ranggalawe.jpeg
Yang ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe dari Turban terhadap Raja Jayanegara.
5. Kitab Panjiwijayakrama (tidak ada gambar)
Yang ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tetnang riwayat Raden Wijaya sampai berhasil mendirikan kerajaan Majapahit.
6. Kitab Usana Jawa (tidak ada gambar)
Yang berisi tentang penaklukan Bali oleh Patih Gajah Mada dan Aryadamar.
7. Tantu Panggelaran(tidak ada gambar)
Yang berisi tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa, oleh Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa. Keruntuhan gunung Mahameru sepanjang pulau Jawa menghasilkan gunung-gunung di Jawa lainnya. Dan juga berisi tentang mitos penjadian manusia.
8. Kitab Calon Arang
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg65WkLoSm5el7h0AwA3Lu8FcqqPUvvMGE9_XibPMCSZDHorcdo7Ll3GQa2zq50Bty5Gg8Ww2LoGXS12j19NEB1UkbSt_hmzxWl7TDvdZON7W949wEP6rX0eUF7Fd7T-a1OyMFO_rjSwo/s400/tjita-dewa-calon-arang-copy.jpg
Yang berisi tentang seorang pengrajin tenun, yang bernama Calon Arang yang hidup saat masa pemerintahan Raja Airlangga. Penenun ini memiliki anak yang sangat cantik, namun tidak ada yang berani untuk meminangnya. Calon Arang merasa terhina dan menyebarkan wabah penyakit di seluruh negeri. Atas perintah Raja Airlangga, ia dapat dibunuh oleh Empu Bharada.[4]
[1]http://hindubudhaindonesiasaa5b2017kel3.blogspot.com/2017/12/seni-sastra-dari-masa-hindu-buddha.html
[2] http://nofi13.blogspot.com/2018/03/pengaruh-kebudayaan-hindu-budha.html
[3] http://nofi13.blogspot.com/2018/03/pengaruh-kebudayaan-hindu-budha.html
[4] http://www.donisetyawan.com/karya-sastra-zaman-hindu-budha/
[2] http://nofi13.blogspot.com/2018/03/pengaruh-kebudayaan-hindu-budha.html
[3] http://nofi13.blogspot.com/2018/03/pengaruh-kebudayaan-hindu-budha.html
[4] http://www.donisetyawan.com/karya-sastra-zaman-hindu-budha/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar