Kamis, 05 Desember 2019

Relasi persahabatan di pura agung wira dharma samudra cilandak dan vihara sobhita cisauk



video observasi ke pura dan vihara 



https://www.youtube.com/watch?v=gHWVpyjGaL0


Laporan hasil kunjungan
Pura wiradharma samudra



   A.    Latar belakang
Mengingat prodi perbandingan agama adalah prodi yang mengkaji agama-agama di dunia secara objektif. Indonesia adalah Negara yang mejemuk akan keberagamaan, bukan hanya islam sebagai elemen penting dalam keagamaan Indonesia, termasuk hindu juga merupakan bagian keagamaan di Indonesia. Agama hindu sangat berperan besar di Indonesia, khususnya dalam bidang budaya yang banyak terlihat di Jawa dan Bali.

B.     Deskripsi
Pelaksaan kegiatan yang kami lakukan adalah mengenai persahabatan dengan saudara dari umat Hindu melalui percakapan secara langsung. Kami melakukan observasi pada tanggal 21 oktober 2019. Pada sore hari sekitar puku 13.00 WIB. Saudara dari umat Hindu yang kami wawancarai adalah bernama bapak Ketut Nastra beliau merupakan pengurus di Pura Agung Wira Dharma Samudra, Cilandak, Jakarta selatan. Menurut bapak Ketut Nastra, Pura Agung Wiradharma samudra berdiri pada tanggal 8 agustus 2002 bersamaan dengan lahirnya organisasi IPMC ( Ikatan Pemuda Pura Mariner Cilandak) . Pura Agung didirikan oleh pemerintah dengan asumsi bahwa di cilandak ada sebuah komplek mariner yang beragama hindu, maka pemerintah membuatkan sebuah tempat ibadah bagi mereka dengan pura agung wiradharma sebagai namanya.  Secara geografis, memang pure ini di khususkan untuk para mariner yang kebetulan menetap di kawasan komplek tersebut, namun dalam penggunaannya bukan hanya diperuntukkan bagi pemeluk agama Hindu sekitar komplek tersebut saja, semua boleh menggunakanya.
Pure tersebut tak jauh beda dengan pure pada umumnya, namun dalam system persembahyangan pure agung lebih mendalami   ajaran dari siwa. Kegiatan peribadatan secara rutin yang khas dari pura agung adalah baleganjur, yaitu upacara kesenian pengiringan ngaben. Pura tersebut mempunyai tim sendiri dari kegiatan baleganjur tersebut.
C.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat setelah melakukan observasi adalahbahwa pura agung wiradharma dulunya diperuntukkan kepada para mariner di komplek setempat , karena pemerintah menyadari bahwa mariner beragama hindu juga memerlukan suatu tempat ibadah layaknya umat agama lain.  Pure tersebut juga mempunyai organisasi kepemudaan yang dinamakan dengan IPMC yang juga dibentuk bersamaan didirikanya pura agung yaitu 8 agustus 2002 sebavagi peresmianya, keuinikan pure ini tentu terlihat jelas pada para penggunanya yang mayoritas  dari para mariner setempat.




Laporan hasil kunjungan
Pada tanggal 22 oktober 2019 kami melanjutkan obsevasi ke salah satu vihara yang berada di daerah cisaug tangengan. Kami berangkat dari pukul 10.00 WIB pagi dan tiba sekitar pukul 13.00 WIB. Sesampainya disana kami bertemu dengan salah satu pengurus vihara yang menjelaskan kepada kami tentang vihara tersebut. Vihara Sobhita cisauk mengalami banyak masa dalam pembuatan ruang kebhaktian begitu banyak proses yang di alami dari mulai berdirinnya hingga sekarang manjadi vihara dan terdapat Bio. Vihara ini berdiri  ± Tahun 1960 berdiri di rumah pribadi, rumah tua milik keluarga Haw Taw dan dengan seiring berjalannya waktu akhirnnya di hibahkan tanah dengan luas ± 600Myang terletak di sebelah rumah tua tersebut dengan ahliwaris yang bernama ibu Ratna.
Akhirnnya di bangunlah vihara dan kelenteng Bio) pada tahun 1980 dengan bantuan para donatur dari Jakarta dan umat sendiri perekembangan umat yang semakin banyak maka pengurus mulai merebah dana membeli tanah untuk perluasan dan membangun ruangan kebaktian pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2005 selama lima tahun proses pembuatan ruang kebhaktian Vihara Sobhitams setelah pembuatan ruang kebhaktian di mulai doa atau kebhaktian ibu-ibu pada tahun yang sama kemudian dengan rutinnya kebhaktian yang di laksanakan oleh umat Vihara Sobhita pada tahun 2010 di lakukan pemugaran kembali untuk membangun kelenteng yang hingga saat ini berdiri teguh.
Di Vihara Sobhita bukan hanya terdapat ibu-ibu saja tapi terdapat anak-anak dan para remaja jumlahnnyapun bisa di bilang cukup banyak dengan total masing-masing  ±150 untuk sekolah minggu (anak-anak), ±120 umum dan ±60 remaja, mereka tidak tergabung dalam satu ruangan yang sama karena Vihara Sobhita terdapat dua lantai yang masing-masing mempunyai Ruang Dhammasala sendiri dengan 3 rupang dari guru besar. Di lantai 1 terdapat Ruang Dhammasala yang di gunakan untuk persembahyangan umum (ibu-ibu, bapak-bapak dan umat dari tempat lain atau tamu) yang di lakukan setiap hari minggu pagi pukul 09.00 – selesai, lalu bukan hanya terdapat Ruang Dhammasala saja tapi di bagian depan terdapat Bio atau biasa di sebut kelenteng dan di lantai 2 terdapat Ruang Dhammasala untuk anak sekolah minggu melaksanakan kebhaktian pada minggu pagi pukul 09.00-selesai untuk kebhaktian pemuda atau remaja bisa di laksanakan di sabtu malem (malam minggu) pukul 19.00-selesai.
Banyak kegiatan yang di lakukan oleh umat Vihara Sobhita bukan hanya kebhaktian di minggu pagi dan sabtu malam saja tapi kegiatan yang berhubungan dengan ritual (tradisi) juga di lakukan seperti Ce It Cap Go, sejit, imlek dan lainnya itu termasuk salah satu ritual atau tradisi Tionghoa yang masih kental di laksanakan oleh umat Vihara Sobhita Karena kebanayakan dari umat Vihara Sobhita itu keturunan Tionghoa maka dari itu yang mendasari banayknya ritual atau tradisi yang di lakukan pada setiap tahun bukan hanya kalangan umum yang memiliki kegiatan pada setiap tahunnya tapi kalangan remaja dan anak sekolah minggu juga sudah memiliki jadwalnnya masing-masing selama satu tahun untuk membantu memperlancar program kerja yang sudah di susun dengan baik. Kegiatan yang sering di lakukan oleh anak sekolah minggu salah satunnya dengan Dhamma Class, ulang tahun gabungan, anjangsana dan lain sebagainnya itu termasuk kegiatan yang rutin di lakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ada lalu para remaja yang bertugas mengajar (memberi materi) kepada anak sekolah minggu dengan system kelas di pisah (sesuai kelas masing-masing). Kegiatan tersebut terus berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah di buat oleh masing-masing bagian.
Di Vihara Sobhita ini kita bukan hanya menghormati Sakyamuni Buddha saja tapi Karena di Sobhita ini beraliran Tridharma maka dari itu kita menghormati tiga guru agung yang berasal dari 3 agama besar yaitu Sakyamuni Buddha (Agama Buddha), Lo Cu (Agama Tao), dan Kong Cu (Agama Kong Hu Cu) dari ketiga ajaran tersebut maka di dalam aliran tridharma terdapat akulturasi antara agama dan budaya (tradisi) sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar