A.
Latar belakang
Mengingat
prodi perbandingan agama adalah prodi yang mengkaji agama-agama di dunia secara
objektif. Indonesia adalah Negara yang mejemuk akan keberagamaan, bukan hanya
islam sebagai elemen penting dalam keagamaan Indonesia, termasuk hindu juga
merupakan bagian keagamaan di Indonesia. Agama hindu sangat berperan besar di
Indonesia, khususnya dalam bidang budaya yang banyak terlihat di Jawa dan Bali.
B.
Deskripsi
Pelaksaan
kegiatan yang kami lakukan adalah mengenai persahabatan dengan saudara dari
umat Hindu melalui percakapan secara langsung. Kami melakukan observasi pada
tanggal 21 oktober 2019. Pada sore hari sekitar puku 13.00 WIB. Saudara dari
umat Hindu yang kami wawancarai adalah bernama bapak Ketut Nastra beliau
merupakan pengurus di Pura Agung Wira Dharma Samudra, Cilandak, Jakarta
selatan. Menurut bapak Ketut Nastra, Pura Agung Wiradharma samudra berdiri pada
tanggal 8 agustus 2002 bersamaan dengan lahirnya organisasi IPMC ( Ikatan Pemuda
Pura Mariner Cilandak) . Pura Agung didirikan oleh pemerintah dengan asumsi
bahwa di cilandak ada sebuah komplek mariner yang beragama hindu, maka
pemerintah membuatkan sebuah tempat ibadah bagi mereka dengan pura agung
wiradharma sebagai namanya. Secara
geografis, memang pure ini di khususkan untuk para mariner yang kebetulan
menetap di kawasan komplek tersebut, namun dalam penggunaannya bukan hanya
diperuntukkan bagi pemeluk agama Hindu sekitar komplek tersebut saja, semua
boleh menggunakanya.
Pure tersebut tak jauh beda dengan pure pada umumnya, namun dalam system persembahyangan pure agung lebih mendalami ajaran dari siwa. Kegiatan peribadatan secara rutin yang khas dari pura agung adalah baleganjur, yaitu upacara kesenian pengiringan ngaben. Pura tersebut mempunyai tim sendiri dari kegiatan baleganjur tersebut.
Pure tersebut tak jauh beda dengan pure pada umumnya, namun dalam system persembahyangan pure agung lebih mendalami ajaran dari siwa. Kegiatan peribadatan secara rutin yang khas dari pura agung adalah baleganjur, yaitu upacara kesenian pengiringan ngaben. Pura tersebut mempunyai tim sendiri dari kegiatan baleganjur tersebut.
C.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang kami dapat setelah melakukan observasi adalahbahwa pura agung
wiradharma dulunya diperuntukkan kepada para mariner di komplek setempat ,
karena pemerintah menyadari bahwa mariner beragama hindu juga memerlukan suatu
tempat ibadah layaknya umat agama lain.
Pure tersebut juga mempunyai organisasi kepemudaan yang dinamakan dengan
IPMC yang juga dibentuk bersamaan didirikanya pura agung yaitu 8 agustus 2002 sebavagi
peresmianya, keuinikan pure ini tentu terlihat jelas pada para penggunanya yang
mayoritas dari para mariner setempat.
Laporan hasil kunjungan
Vihara Sobhita
sumber gambar : https://husnimunir.wixsite.com/scopophilia/single-post/2015/02/15/Vihara-Sobhita-Tangerang-Selatan
sumber gambar : https://husnimunir.wixsite.com/scopophilia/single-post/2015/02/15/Vihara-Sobhita-Tangerang-Selatan
Pada tanggal 22
oktober 2019 kami melanjutkan obsevasi ke salah satu vihara yang berada di
daerah cisaug tangengan. Kami berangkat dari pukul 10.00 WIB pagi dan tiba
sekitar pukul 13.00 WIB. Sesampainya disana kami bertemu dengan salah satu
pengurus vihara yang menjelaskan kepada kami tentang vihara tersebut. Vihara
Sobhita cisauk mengalami banyak masa dalam pembuatan ruang kebhaktian begitu
banyak proses yang di alami dari mulai berdirinnya hingga sekarang manjadi
vihara dan terdapat Bio. Vihara ini berdiri ± Tahun 1960 berdiri di
rumah pribadi, rumah tua milik keluarga Haw Taw dan dengan seiring berjalannya
waktu akhirnnya di hibahkan tanah dengan luas ± 600M2 yang
terletak di sebelah rumah tua tersebut dengan ahliwaris yang bernama ibu Ratna.
Akhirnnya di
bangunlah vihara dan kelenteng Bio) pada tahun 1980 dengan bantuan para donatur
dari Jakarta dan umat sendiri perekembangan umat yang semakin banyak maka
pengurus mulai merebah dana membeli tanah untuk perluasan dan membangun ruangan
kebaktian pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2005 selama lima tahun proses
pembuatan ruang kebhaktian Vihara Sobhitams setelah pembuatan ruang kebhaktian
di mulai doa atau kebhaktian ibu-ibu pada tahun yang sama kemudian dengan
rutinnya kebhaktian yang di laksanakan oleh umat Vihara Sobhita pada tahun 2010
di lakukan pemugaran kembali untuk membangun kelenteng yang hingga saat ini
berdiri teguh.
Di Vihara Sobhita
bukan hanya terdapat ibu-ibu saja tapi terdapat anak-anak dan para remaja
jumlahnnyapun bisa di bilang cukup banyak dengan total
masing-masing ±150 untuk sekolah minggu (anak-anak), ±120 umum dan
±60 remaja, mereka tidak tergabung dalam satu ruangan yang sama karena Vihara
Sobhita terdapat dua lantai yang masing-masing mempunyai Ruang Dhammasala
sendiri dengan 3 rupang dari guru besar. Di lantai 1 terdapat Ruang Dhammasala
yang di gunakan untuk persembahyangan umum (ibu-ibu, bapak-bapak dan umat dari
tempat lain atau tamu) yang di lakukan setiap hari minggu pagi pukul 09.00 –
selesai, lalu bukan hanya terdapat Ruang Dhammasala saja tapi di bagian depan
terdapat Bio atau biasa di sebut kelenteng dan di lantai 2 terdapat Ruang
Dhammasala untuk anak sekolah minggu melaksanakan kebhaktian pada minggu pagi
pukul 09.00-selesai untuk kebhaktian pemuda atau remaja bisa di laksanakan di
sabtu malem (malam minggu) pukul 19.00-selesai.
Banyak kegiatan
yang di lakukan oleh umat Vihara Sobhita bukan hanya kebhaktian di minggu pagi
dan sabtu malam saja tapi kegiatan yang berhubungan dengan ritual (tradisi)
juga di lakukan seperti Ce It Cap Go, sejit, imlek dan lainnya itu termasuk
salah satu ritual atau tradisi Tionghoa yang masih kental di laksanakan oleh
umat Vihara Sobhita Karena kebanayakan dari umat Vihara Sobhita itu keturunan
Tionghoa maka dari itu yang mendasari banayknya ritual atau tradisi yang di
lakukan pada setiap tahun bukan hanya kalangan umum yang memiliki kegiatan pada
setiap tahunnya tapi kalangan remaja dan anak sekolah minggu juga sudah
memiliki jadwalnnya masing-masing selama satu tahun untuk membantu memperlancar
program kerja yang sudah di susun dengan baik. Kegiatan yang sering di lakukan
oleh anak sekolah minggu salah satunnya dengan Dhamma Class, ulang
tahun gabungan, anjangsana dan lain sebagainnya itu termasuk kegiatan yang
rutin di lakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ada lalu para remaja yang
bertugas mengajar (memberi materi) kepada anak sekolah minggu dengan system
kelas di pisah (sesuai kelas masing-masing). Kegiatan tersebut terus berjalan
sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah di buat oleh masing-masing bagian.
Di Vihara Sobhita
ini kita bukan hanya menghormati Sakyamuni Buddha saja tapi Karena di Sobhita
ini beraliran Tridharma maka dari itu kita menghormati tiga guru agung yang
berasal dari 3 agama besar yaitu Sakyamuni Buddha (Agama Buddha), Lo Cu (Agama
Tao), dan Kong Cu (Agama Kong Hu Cu) dari ketiga ajaran tersebut maka di dalam
aliran tridharma terdapat akulturasi antara agama dan budaya (tradisi) sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar